Kamis, 12 Januari 2012

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri karena manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia dapat mengelola diri sendiri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam memecahkan masalah yang cukup rumit.  Disinilah dituntut seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan dan pemerintahan juga sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.

Beberapa pendapat ahli mengenai kepemimpinan : 
  1. Menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki (H. Abu Ahmadi, 1999:124-125).  
  2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24). 
  3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281). 
  4. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. (Slamet, 2002: 29). 
  5. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7). 
  6. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29). 
  7. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123). 
  8. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa (Ngalim Purwanto ,1991:26).  
        Maka arti dari kepemimpinan secara umum yaitu orang yang dapat mendorong dan mempengaruhi seseorang agar mengikuti semua yang kita perintahkan. Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian, yaitu sebagai kekuatan untuk mengge.rakkan orang dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan hanyalah sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela.Ada bermacam-macam kekuatan (kekuasaan) yang dimiliki pemimpin untuk menggerakkan orang lain, yaitu karena ancaman,penghargaan, otoritas, dan bujukan. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan terhadap para anggota kelompok. 


Faktor - Faktor penting yang terdapat dalam kepemimpinan :
1. Pendayagunaan Pengaruh
2. Hubungan Antar Manusia
3. Proses Komunikasi dan
4. Pencapaian Suatu Tujuan.

Unsur - unsur mendasar dalam kepemimpinan : 
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang dikemukakan di atas, adalah:
1. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
3. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan :
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:

  1. Seorang yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, beJajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar. 
  2. Berorientasi pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik. 
  3. Membawa energi yang positif : Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energimyang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin hams dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti;
  •       Percaya pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
  •     Keseimbangan dalam kehidupan : Seorang pemimpin haras dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat. 
  •     Melihat kehidupan sebagai tantangan : Kata ‘tantangan’ sering diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan. 
  •     Sinergi : Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang, atasan, staf, teman sekerja. 
  •     Latihan mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan :
  1. pemahaman materi
  2. memperluas materi melalui belajar dan pengalaman
  3. mengajar materi kepada orang lain
  4. mengaplikasikan prinsip-prinsip
  5. memonitoring hasil
  6. merefleksikan kepada hasil
  7. menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi
Adapun gaya-gaya Kepemimpinan antara lain :

1.      Gaya Kepemimpinan Otokratis 
Dalam usaha membawa mereka yang dipimpin menuju ke tujuan dan cita – cita bersama, pemimpin dapat memegang kekuasaan yang ada pada tangannya secara mutlak. Dalam gaya ini pemimpin bersikap sebagai penguasa dan yang dipimpin sebagai yang dikuasai. Termasuk ke dalam gaya ini kita menjumpai pemimpin – pemimpin yang :
Mengatakan segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh mereka yang dipimpin. Inilah gaya pemimpin diktator, yang dilakukan oleh pemimpin yang mengambil gaya ini hanyalah member perintah, aturan, larangan. Gaya kepemimpinan ini hanya baik untuk situasi – situasi di mana keadaan betul – betul kritis, di mana keselamatan mereka yang dipimpin berada di bawah kekuasaan orang yang memimpin. Gaya ini hanya baik untuk situasi yang kacau demi pulihnya tata kehidupan yang aman.
Menjual gagasan dan cara kerja kepada kelompok orang yang di pimpinnya. Inilah gaya kepemimpinan seorang presiden direktur dalam suatu perusahaan besar.

2.      Gaya Kepemimpinan Liberal 
Menurut gaya ini pemimpin tidak merumuskan masalah serta cara pemecahannya. Dia membiarkan saja mereka yang dipimpinnya menemukan sendiri masalah yang berhubungan dengan kegiatan bersama dan mencoba mencari cara pemecahannya. Gaya ini bertolah belakang dengan gaya otokratis yang disebut di atas. Dalam gaya ini tugas pemimpin sekedar menjaga agar mereka yang dipimpin berbuat sesuatu. Terserah mereka apa yang mau dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan.
Gaya ini hanya baik untuk kelompok orang yang betul – betul telah dewasa dan betul – betul insyaf akan tujuan dan cita – cita bersama, sehingga mampu menghidupkan kegiatan bersama. Gaya ini juga baik untuk kelompok orang yang berkumpul bukan untuk membicarakan hal – hal yang serius, melainkan untuk urusan bersantai bersama, macam malam keakraban atau jam session, yang tidak minta tanggung jawab besar.

3.      Gaya Kepemimpinan Demokratis 
Gaya ini menciptakan suasana yang demokratis. Dalam gaya ini pemimpin berusaha membawa mereka yang dipimpin menuju ke tujuan dan cita – cita dengan memperlakukan mereka sebagai sejajar. Di sini batas pemimpin dan bawahan menjadi kabur. Di sini orang diberi tempat yang sederajat. Termasuk ke dalam gaya kepemimpinan ini, kita jumpai pemimpin – pemimpin yang dalam usaha membawa mereka yang dipimpin menuju ke tujuan dengan :
Menyajikan masalah serta cara pemecahannya kepada mereka yang dipimpin. Menghadapi masalah serta cara pemecahannya yang disajikan oleh pemimpin itu, mereka yang dipimpin bebas untuk menggarapnya : merubah, menambah, menyempurnakan. Pemimpin sendiri dengan senang hati menerima usul dan saran mereka. Berdasarkan saran – saran dan usul – usul itu, masalah dan cara pemecahannya dirumuskan secara baru. Apabila semua sudah setuju, pemimpin baru merumuskan masalah dan cara pemecahan itu secara definitif. 
Mengajak mereka yang dipimpinnya untuk bersama merumuskan masalah dan cara pemecahannya. Dalam gaya ini, pemimpin hanya merasa bahwa ada masalah dalam kegiatan bersama yang perlu ditangani. Tetapi dia sendiri belum melihat secara jelas. Untuk dapat melihat dengan jelas masalahnya dan menemukan cara pemecahan yang jitu, pemimpin mengikutsertakan semua orang yang dipimpinnya. Di dalam pembicaraan bersama itu dirumuskan bersama apa masalahnya dan bagaimana cara memecahkannya. Gaya kepemimpinan ini baik untuk kegiatan di kalangan orang – orang yang sudah dewasa yang bersifat permanen lagi mengarah ke tujuan dan cita – cita yang tinggi.

Dari ketiga pengertian gaya Kepemimpinan diatas, jika saya menjadi seorang pemimpin saya akan memilih gaya Kepemimpinan Demokratis karena pemerintahan yang demokratis itu mendorong bawahan untuk mencapai cita-cita yang diinginkan serta dapat memecahkan masalah yang ada di masyarakat dan juga dapat di terapkan dalam pemerintahan Negara Indonesia. Maka sebagai bangsa indonesia saya berharap adanya sosok pemimpin yang demokratis dan dapat menjalankan kekuasaannya secara baik dan benar.

SUMBER :
1.      Nurkolis., Drs. M.M. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah
2.      SJ., Mangunhardjana. A.M. 1999. Kepemimpinan. Yogyakarta