Kamis, 11 Juli 2013

Harga Daging Ayam Naik Pada Bulan Puasa

Meskipun tingkat harga  daging ayam terbilang cukup tinggi, hal itu tak mengurangi minat masyarat mengonsumsi daging ayam di awal Bulan Puasa. Para penjual mengaku kebanjiran permintaan hingga membuat penjualannya naik hingga 30% dibandingkan hari biasa.

Hal tersebut diungkapkan Rohim (38) salah satu penjual ayam potong di PD Pasar Jaya Mampang, Jakarta Selatan. "Dari tadi pagi, lumayan ramai yang beli, ya naik 30% dari hari biasa," ujarnya Rabu (10/7/2013). Meskipun harga daging ayam boiler masih berkisar antara Rp 35.000 per ekor untuk ukuran kecil dan Rp 45.000 per ekor untuk ukuran besar, Rohim mengaku penjualan daging ayam justru selalu terus mengalami peningkatan. Bahkan kondisi ini sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

Tingginya minat beli masyarakat ini salah satu dipicu kebiasaan warga Indonesia yang lebih memilih berbuka dengan daging ayam dibandingkan jenis daging lainnya. "Tapi kalau harga ayam ini tidak turun-turun, saya takut juga. Semakin mendekati lebaran nanti (jangan-jangan) penjualan malah semakin turun," keluhnya.

Namun anehnya, ditempat pemotongan ayam yang letaknya masih didalam pasar tersebut, ternyata ayam boiler yang masih hidup dibanderol seharga Rp 27 ribu per ekor. Hal tersebut diakui oleh Gani (25) pemilik pemotongan ayam ditempat tersebut. "Kami memasok dari peternak harganya itu Rp 17 ribu per ekor, kami jual ke pedagang ya segitu," ujarnya. Tetapi Gani mengakui bila harga tersebut sebenarnya sudah mengalami kenaikan dari sebelum masuknya Bulan Puasa. "Saya biasa memasok dari wilayah Bekasi, memang belakangan lagi susah stoknya, biasanya saya pasok diatas 500 ekor, tetapi sekarang cuma 350-400 ekor," tandasnya.(Dny/Shd).



REFERENSI : 
  1. http://bisnis.liputan6.com/read/635461/harga-terus-naik-daging-ayam-tetap-jadi-buruan-konsumen

Sampai Kapan Android Mendominasi Pasar OS Dunia?


Semenjak android keluar dari pasaran, telah semakin berkembang dan populer di kalangan smartphone karena 64 persen pasar smartphone dunia dikuasai android. Sistem operasi dari Google ini mencatat angka penjualan yang fantastis, yaitu menguasai separuh lebih penjualan Smartphone Dunia. Data penjualan ini dirilis oleh Worldpanel Comtech, yaitu sebuah lembaga riset pasar yang melakukan penelitian pada seluruh pasar smartphone selama 12 Minggu dan telah berakhir pada 31 Maret 2013.

Data yang dirilis menyatakan Penjualan Android mendominasi dan mengalahkan platform mobile lain-nya hampir disemua pasar. Dalam hal ini WPC melakukan penelitian pada 9 Negara yaitu China, Australia, Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Inggris, Jepang, serta Amerika Serikat.

OS dengan maskot robot hijau ini hanya kalah dari iOS di Jepang dengan rata-rata 45,8 persen untuk Android dan 49,2 persen untuk iOS. Selain dari Jepang, Android menyisihkan iOS dengan rata-rata penjualan 60-80%. Selain Android dan iOS, terdapat pula beberapa OS mobile, seperti BlackBerry, Symbian dan Windows Phone. Namun tren BB dan Symbian mengalami penurunan. Hanya Windows Phone saja yang mengalami pertumbuhan yang cukup baik.



 REFERENSI : 
  1. http://androgiz.com/383/android-kuasai-64-persen-pasar-smartphone-dunia/

BLSM: Demi Rakyat atau Demi Partai Politik

Pemerintah akan mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar yang sudah jadi kontroversi luas di ranah publik sejak beberapa tahun terakhir. Kemungkinan keputusan penting akan disampaikan pemerintah setelah sidang paripurna DPR RI pada Senin, 17 Juni 2013, yang membahas RAPBN Perubahan 2013. Meski demikian, masih ada kemungkinan pemerintah kembali menunda keputusan ini, bergantung situasi politik yang berkembang. Saking seringnya isu ini diwacanakan, publik tidak kaget jika nanti akhirnya pengumuman itu ditunda lagi.

Tapi, kita asumsikan saja Presiden SBY serius mengumumkan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat. Yang patut menjadi catatan kita adalah bagaimana penanganan situasi setelah BBM bersubsidi dinaikkan? Dampak kenaikan harga BBM bersubsidi sudah jelas akan mendorong harga-harga kebutuhan pokok dan kebutuhan tidak pokok lainnya. Pemerintah sangat optimistis penurunan daya beli masyarakat akan kenaikan harga BBM bisa diatasi dengan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang dulu sangat dikenal dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT).
 
Kekwatiran publik bahwa BLSM itu tepat sasaran, pemerintah telah membagikan kartu khusus bagi warga negara yang berhak menerima bantuan ini. Sedangkan untuk menguatkan legitimasi politik menaikkan harga BBM, pemerintah telah meminta back up penuh dari DPR meskipun sebenarnya pemerintah bisa menaikkan tanpa perlu persetujuan DPR lagi sesuai ketentuan undang-undang. Soal legitimasi itu suara DPR terpecah. Partai koalisi pemerintah yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) pasang badan mendukung kenaikan harga BBM subsidi demi rakyat. Kecuali PKS, anggota Setgab yang menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dengan alasan demi rakyat juga. Sejumlah fraksi lain seperti PDIP, Hanura, dan Gerindra juga menentang kebijakan ini dengan argumentasi bahwa momentumnya tidak tepat karena menjelang bulan puasa dan Lebaran dan masih ada jalan lain yang bisa dilakukan pemerintah untuk menambal defisit APBN untuk subsidi BBM. Semua beralasan demi rakyat kecil. Terlepas dari fragmentasi di DPR, di ranah publik gerakan menolak kenaikan harga BBM pun tidak bisa disepelekan.

Terutama yang didengungkan mahasiswa dan elemen masyarakat di hampir seluruh kota di Indonesia. Apa pun suara yang menolak kenaikan harga BBM harus dihargai pemerintah ketika nanti sudah memutuskan kenaikan harga BBM. Pemerintah harus berjanji tidak akan menyelewengkan sepeser pun uang BLSM itu untuk kepentingan politik menjelang 2014. Publik belajar dari masa-masa sebelumnya bagaimana kecekatan dan kecakapan pemerintah menanggulangi dampak kenaikan harga-harga kebutuhan pokok di pasar. Kita masih ingat betapa paniknya masyarakat karena langkanya kedelai di pasar, bagaimana melambungnya harga cabai, jengkol, daging sapi, dan seterusnya. Cara penanganan yang dilakukan kementerian terkait pun konvensional, birokratis, dan lamban. Istilah pasnya, ribut dulu baru ditangani. Ini bukti sistem pelayanan dan pengayoman masyarakat yang dimiliki pemerintah belum berjalan baik. Jangan sampai ada lagi berita keributan dan kerusuhan karena pembagian BLSM yang bermasalah di berbagai daerah. Jangan sampai ada lagi pejabat pemerintah yang ditangkap KPK karena korupsi dana BLSM. Jangan sampai pembagian BLSM tidak rata dan tidak transparan. Mampukah pemerintah menjamin semua itu tidak terjadi? Rakyat sudah berbesar hati menerima kenaikan harga BBM bersubsidi agar anggaran negara tidak defisit. Sekarang giliran pemerintah, sudahkah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang sudah berbesar hati itu? Masih tegakah dana bantuan itu diselewengkan? Semua kembali kepada para pejabat pemerintah kita.



REFERENSI : 
  1. http://nasional.sindonews.com/read/2013/06/15/16/750083/bbm-dan-blsm

Kenaikan Harga BBM dan Daya Beli Masyarakat

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menjelaskan, sejalan dengan disahkan dan diundangkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 menjadi UU Nomor 15 Tahun 2013 tentang APBN-P 2013, maka pemerintah mengambil langkah menaikkan harga BBM.

Hatta mengatakan, pemerintah menyadari langkah ini akan berdampak pada inflasi serta terganggunya daya beli masyarakat berpenghasilan rendah. "Ini adalah pilihan yang amat sulit dan merupakan alternatif terakhir," kata Hatta dalam konferensi pers di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (21/6) malam.

Karenanya, kata Hatta, penyesuaian harga BBM haruslah disertai program percepatan dan perluasan perlindungan sosial (P4S) dan program-program khusus lainnya. "Agar kita dapat melindungi masyarakat kita yang tentu terkena dampak itu. Diharapkan program-program itu akan menjaga daya beli masyarakat yang terkena dampak," tutur Hatta yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP PAN ini.

Secara khusus, program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) akan segera dimulai secara bertahap melalui PT Pos Indonesia. Lebih lanjut, Hatta memastikan stok BBM mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebelumnya pemerintah secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Pengumuman itu disampaikan Menteri ESDM, Jero Wacik. Menteri dari Partai Demokrat ini mengatakan, harga jual bensin menjadi Rp 6.500 per liter, sedangkan harga jual solar menjadi Rp 5.500 per liter.

"Harga tersebut berlaku serentak di seluruh wilayah Republik Indonesia terhitung sejak tanggal 22 Juni 2013 pukul 00.00 WIB. Demikian pengumuman ini untuk diketahui dan dilaksanakan," ujar Jero.
 



REFERENSI :
  1. http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/22/mor7k1-mendag-kenaikan-bbm-pengaruhi-harga-barang