Rabu, 17 Oktober 2012

Alternatif Solusi Mengurangi Tawuran


Kita sering mendengar kata tawuran yang ada dipikiran kita pasti tawuran antar geng motor,antar mahasiswa, dan geng pembuat onar. Tawuran identik dengan perkelahian yang dapat membuat kerusuhan dimana saja. Di sebagian besar wilayah Indonesia sering terjadi tawuran, misalnya Jakarta, Jogjakarta, Bandung dan dibeberapa kota lainnya.

Tawuran di Jogjakarta
Salah satu contohnya di daerah Jogjakarta juga sering terjadi tawuran antar mahasiswa yaitu mahasiswa Universitas Persada YAI yang terlibat bentrokan dengan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Salemba,tepatnya di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat Senin (7/5/2012).

Tawuran ini di warnai dengan aksi lempar batu antara kedua kampus yang sempat membuat pihak kepolisian  mengalami kesulitan saat mengamankan lokasi sehingga pihak Polres Jakarta Pusat segera menerjunkan sekitar 50 personilnya untuk mengamankan tempat terjadinya tawuran. Selain itu para pedagang di sekitar Jalan Salemba menjadi ketakutan dan munutup semua dagangannya. 

Beberapa di antara mahasiswa tersebut ada pula yang membawa senjata tajam seperti golok dan bambu serta mengacungkan ke arah musuhnya. Akibat dari tawuran ini, Jalan Diponegoro menuju arah Jalan Salemba ditutup dan dialihkan menuju Jalan Palang, untuk masalah korban dan kedua pihak belum ada informasi lebih lanjut.

Beberapa alternatif solusi mengurangi tawuran antar mahasiswa :

a. Membuat program-program persahabatan antarkampus, terutama kampus-kampus yang sering tawuran atau saling berdekatan antar kampus. Pertama-tama logika awalnya, adanya proses saling kenal, sehingga diharapkan tidak akan terjadi tawuran lagi sebab tawuran yang terjadi dilakukan oleh mereka yang tidak saling mengenal. 

b. Membangun pos pemantauan dan penjagaan pos terpadu di antara kampus-kampus yang sering terjadi tawuran. Pertama-tama logika awalnya, dengan adanya pos terpadu, maka tawuran akan langsung terdeteksi dan pihak petugas pos terpadu akan segera memanggil bantuan polisi untuk mencegah terjadinya tawuran lagi.

c. Memberikan ajaran-ajaran atau ceramah-ceramah agama yang diadakan di kampus.  Pertama-tama logika awalnya, setiap kampus diberi matakuliah agama biar mahasiswa mengerti apa akibat dari tawuran tersebut.

d. Menjelaskan aturan-aturan tentang hukum dan sanksi hukum akibat tawuran. Pertama-tama logika awalnya, diharapkan semua kampus diberi penjelasan tentang adanya sanksi-sanksi hukum yang berat, 
maka mahasiswa akan takut akibat sanksi hukuman yang sangat berat.     

e. Tempat-tempat yang sering terjadi tawuran di harapkan polisi menjaga lokasi tersebut sehingga kalau terjadi tawuran lagi polisi bisa bertindak cepat mengamankan lokasi tawuran tersebut.


Referensi :
  1. http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/30/psikologi-alternatif-solusi-untuk-mencegah-terjadinya-tawuran/
  2. http://www.seruu.com/indonesiana/metropolitan/artikel/mahasiswa-uki-dan-yai-terlibat-bentrok-di-jalan-diponegoro (7/5/2012)
  3. http://id.scribd.com/doc/88787162/Artikel


      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar